v PENGERTIAN MUSIK
CAMPURSARI
Music campursari adalah sejenis orkes
keroncong yang nama dan alat musiknya di paduksn dengan alat music gamelan dan
alat music dangdut (elektrik).
Kalau istilah campursari dalam dunia
musik nasional Indonesia mengacu pada campuran ( crossover ) beberapa genre
music kontemporer Indonesia. Nama campursari diambil dari bahasa Jawa yang
sebenarnya bersifat umum. Musik campursari di wilayah Jawa bagian tengah hingga
timur khususnya terkait dengan modifikasi alat-alat musik gamelan sehingga
dapat dikombinasi dengan instrument musik barat, atau sebaliknya. Dalam
kenyataannya, instrumen-instrumen 'asing' ini 'tunduk' pada pakem music yang
disukai masyarakat setempat: langgam Jawa dan gending.
v MACAM-MACAM ALAT
MUSIK CAMPURSARI
1.
Kendang Ciblon
Kendang ciblon adalah instrumen dalam
campursari yang salah satu fungsi utamanya mengatur irama. Instrument ini dibunyikan dengan tangan,
tanpa alat bantu.Kendang kebanyakan dimainkan oleh para pemain gamelan profesional, yang sudah lama
menyelami budaya Jawa. Kendang kebanyakan di mainkan sesuai naluri pengendang,
sehingga bila dimainkan oleh satu orang dengan orang lain maka akan berbeda
nuansanya Pada musyik campursari kendang ini digunakan untuk mengiringi langgam
& larangan.
2.
Kendang Jaipong
Pengertian kendang jaipong ini sama
halnya dengan kendang ciblon, namun berbeda jenis lagu yang akan diiringinya.
Dalam sebuah musyik campursari biasanya kendang jaipong ini untuk mengiringi
lagu-lagu campursari yang agak cepat sedikit temponya dibandingkan dengan
kendang ciblon, misalnya lagu bajing
loncat,walang kekek. Namun dalam perkembangannya saat ini kendang jaipong ini
sangat identik dengan lagu-lagu yang berasal dari jawa tengah Terutama daerah
sragen yang terkenal dengan lagu- lagunya yang diberi nama “SRAGENAN” contoh
judul lagu-lagu sragenan janjiku, ojo ngalamun, imbangono katresnanku ,jangan
koro dan masih banyak lagi.
3.
Demung
Dalam satu set gamelan biasanya terdapat
2 demung, keduanya memiliki versi pelog dan slendro. Namun dalam sebuah
campursari kebanyak hanya menggunakan 1 saja, tetapi masih ditambahi dengan
sorok. fungsinya jika untuk memainkan gending pelog/slendro tinggal
mengganti beberapa wilahan saja .Demung
menghasilkan nada dengan oktaf terendah dalam keluarga balungan, dengan ukuran
fisik yang lebih besar. Demung memiliki wilahan yang relatif lebih tipis namun
lebih lebar daripada wilahan saron,
sehingga nada yang dihasilkannya lebih rendah. Tabuh demung biasanya terbuat
dari kayu, dengan bentuk seperti palu, lebih besar dan lebih berat daripada
tabuh saron. Cara menabuhnya ada yang biasa sesuai nada, nada yang imbal,
menghasilkan jalinan nada yang bervariasi namun mengikuti pola tertentu.
Cepat lambatnya dan keras lemahnya
penabuhan tergantung pada komando dari kendang dan jenis gendhingnya. Pada
gendhing Gangsaran yang menggambarkan kondisi peperangan misalnya, demung
ditabuh dengan keras dan cepat. Pada gendhing Gati yang bernuansa militer,
demung ditabuh lambat namun keras. Ketika mengiringi lagu ditabuh pelan. Ketika
sedang dalam kondisi imbal, maka ditabuh cepat dan keras. Dalam memainkan
demung, tangan kanan memukul wilahan / lembaran logam dengan tabuh, lalu tangan
kiri memencet wilahan yang dipukul sebelumnya untuk menghilangkan dengungan
yang tersisa dari pemukulan nada sebelumnya. Teknik ini disebut memathet (kata
dasar: pathet = pencet)
4.
Saron
Saron (atau disebut juga ricik) adalah
salah satu instrumen gamelan yang termasuk keluarga balungan. Dalam sebuah
campursari biasanya terdapat 2 buah saron dan memiliki sorok yang fungsinya
untuk memainkan gending / langgam bernada pelog atau slendro. Saron
menghasilkan nada satu oktaf lebih tinggi daripada demung, dengan ukuran fisik
yang lebih kecil. Tabuh saron biasanya terbuat dari kayu, dengan bentuk seperti
palu. Cara memainkan saron sama halnya dengan cara memainkan depok/demung
5.
Gong Gede
Gong berperan menutup sebuah irama musik
yang panjang dan memberi keseimbangan setelah sebelumnya musik dihiasi oleh
irama gending. Dalam sebuah campursari biasanya hanya terdapat 1 buah gong
besar saja . cara memainkannya dipukul dengan menggunakan sebuah tabuh yang
terbuat dari kayu dan diselimuti sebuah kain pada ujung kayu tersebut.
6.
Gender
Gender
merupakan salah satu kelompok alat music idiophone,yaitu alat music yang sumber
suaranya adalah badan dari alat music itu sendiri(bilahlogam).adapun cara
membunyikan ricikan gender adalah dengan dipukul pada bagian tengah permukaan
bilah bilahnya menggunakan dua tabuh yang dipegang dengan tangan kanan dan
tangan kiri.
7.
Gitar cak
Cak
adalah jenis gitar berdawai 3 (nilon), urutan nadanya adalah G, B dan E; dalam
sebuah campursari biasanya berfungsi untuk membuat lagu jenis langgam agar
semakin penuh suaranya .
8.
Gitar bass
Bass
adalah alat musik dawai yang menggunakan listrik untuk memperbesar suaranya
Penampilannya mirip dengan gitar listrik tapi ia memiliki tubuh yang lebih
besar, leher yang lebih panjang,dan biasanya memiliki empat senar (gitar
listrik memiliki enam senar).
Fungsinya
dalam campursari sangat dibutuhkan untuk menggntikan posisi gong yang biasanya
digunakan untuk memainkan gending atau ladrang didalam sebuah gamelan. Namun
dalam campursari gitar bass ini selalu dimainkan dalam segala jenis lagu dari
ladrangan , langgam ,keroncong , sragenan dan dangdut.
9.
![]() |
Gitar melody
Gitar
melody adalah alat musik berdawai yang dimainkan dengan jari jemari tangan atau
sebuah plektrum (alat petik gitar). Bunyinya
dihasilkan dari senar-senar yg bergetar. Dalam sebuah campursari ,alat
musyik ini hanya dimainkan pada lagu
dangdut saja.
10.
![]() |
Keyboard
Keyboard
berbeda dengan Grand Piano. Keyboard terlihat lebih kecil dan lebih ringan,
sehingga sangat mudah untuk dipindahkan atau dibawa. Suara yangdihasilkanpun
agak berbeda dibandingkan dengan grand piano. Alat musik Keyboard mendapatkan
suaranya dari manipulasi kunci-kunci. Susunan Keyboard arahnya mengikuti logika, dari kiri nada-
nada rendah, ke kanan nada-nada tinggi. Susunan kiri-kanan bass ke treble juga
berlaku demikian . Dalam sebuah campursarikeybord inilah yang sangat dominan
dan paling dibutuhkan , keyboard ini sama halnya dengan gitar bass .selalu
dimainkan dalam segala jenis lagu yang ada dicampursari .
11.
![]() |
Ketipung dangdut
Ketipung
dangdut adalah alat musyik yang terbuat dari kayu ,bisa juga dari pipa paralon.
namun alangkah enak dan pantasnya pasti dengan kayu . biasanya kayu yang
digunakan adalah kayu nangka. ketipung terdapat 2 sisi berbentuk tabung yang
satu kecil ukurannya ,dan yang kedua lebih besar .biasanya orang-orang
menyebutnya dengan dut dan tak karena suaranya berbunyi dut untuk yang besar
dan tak untuk yang kecil .
Cara
memainkannya adalah dipukuldengan tangan ,namun untuk memainkanpada bagian dut
harus menggunakan jari jadi untuk memainkan alat musyik jenis ini harus
mempunyai ketrampilan yang khusus ,karena yang dipakai adalah kekeuatan tenaga
jari. angel banget lho nek gakiso , jadi ojo nyepelekne tukang ketipung cak.
Pada perkembangan campursari alat musyik ini mulai ditambahkan digunakan untuk mengiringi
lagu-lagu dangdut. Bisa dangdut campursari
,koplo SRAGENAN , pop yang didangdutin maupun lagu dangdutyang bener-bener
dangdut.
12.
![]() |
Drum
Drum adalah
kelompok alat musik perkusi yang terdiri dari kulit yg direntangkan dan dipukul
dengan tanganatau sebuah batang.Selain kulit, drum juga digunakan dari bahan
lain,misalnya plastik . Drum terdapat di seluruh dunia dan memiliki banyak
jenis, misalnya kendang , timpani , Bodhrán , Ashiko , snare drum, bass drum, tom-tom , beduk , dan
lain-lain . Pada sebuah campursari
sebenarnya drumini hanya berfungsi sebagai pelengkap saja. Namun dalam
perkembangannya alat ini selalu dimainkan dalam semua lagu-lagu campursari
,darilanggam ,sragenan, sampai dangdutan . Yang sering dipukul biasanya pada bagian hi-hatnya saja.
v SEJARAH MUSIK
CAMPURSARI
Secara harfiah campursari artinya campur
aduk, campur baur atau gabungan dari beraneka macam dan ragam. Campursari
merupakan salah satu bentuk kesenian music yang hidup berasal dari Jawa. Bentuk
musik ini merupakan perpaduan permainan alat musik berskala nada pentatonis (tradisional
Indonesia) dan berskala nada diatonic (Barat), dimana dalam musik ini para
seniman mencoba memadukan dua unsur musik yang berbeda untuk dapat memunculkan
suatu bentuk musik yang baru. Campursari ini konon dipopulerkan oleh Ki Narto
Sabdo melalui pertunjukan wayang kulit yang dimainkannya, namun musik
campursari yang disuguhkannya masih dalam bentuk corak lama yaitu perpaduan
gamelan asli dengan keroncong.
Sementara campursari yang ada sekarang
lebih dikenal dengan campursari modern
yang dipopulerkan oleh Manthous bersama
saudara- saudaranya pada awal tahun 1993. Manthous dengan kepekaaan musikalitasnya mengadakan inovasi
besar-besaran terhadap campursari lama.
Ia mencoba menggabungkan alat-alat musik tradisional jawa klasik seperti kendang,
gong dan gender dipadu dengan alat music keroncong seperti ukelele, cak dan
cuk, seruling, bass betot, serta instrumentlainnya. Perpaduan alat musik
tersebut menghasikan irama yang lumayan
enak,terasa komplet, dan ada gregetnya jika dibandingkan irama kroncong
maupun ending jawa klasik sebelumnya. Manthos juga mencoba bereksperimen dengan
memasukkan instrument pengganti bass betot dan gitar klasik, yaitu dengan
memasukkan bass dan gitar elektrik serta
keyboard (piano elektrik)untuk menggantikan seruling dan ukelele. Kehadiran
keyboard ini semakin menghidupkan musikalitas campursari dan bunyi yang
dihasilkan sangat sempurna.
Ada lagi tambahan berupa seperangkat
drum,terciptalah kesempurnaan yang diinginkan dari musik campursari yang
sesungguhnya. Selain itu dia juga mengadopsi musik dangdut ke dalam musik
campursari ini walaupun tidak secara ekplisit, melainkan dalam beberapa baris
tertentu. Pada pertengahan tahun
1990-an, muncullah musisi- musisi campursari seperti Maryati, Waljinah,
Ngatirah, serta Didi Kempot.
v TOKOH- TOKOH
MUSIK CAMPURSARI
1. 
Manthous

Manthous
Manthous lahir di Desa Playen, Gunung
Kidul pada tahun 1950. Ketika berusia 16 tahun, Manthous memberanikan diri
pergi ke Jakarta. Pilihan utamanya adalah hidup ngamen, yang ia anggap mewakili
bakatnya. Namun,pada tahun 1969 dia bergabung denganorkes keroncong Bintang
Jakarta pimpinan Budiman BJ.
Kemudianpada tahun tahun 1976, Manthous yang juga piawai bermain bas mendirikan
grup band Bieb Blues berciri funky rock bersama dengan Bieb anak Benyamin
S.Bieb Blues bertahan hingga tahun
1980.Kemudian, Manthous bergabung dengan Idris Sardi,dalam grup Gambang
Kromong Benyamin S. Selain itu, sebelumnya ia pernah juga menjadi pengiring
Bing Slamet ketika tampil melawak dalam
Grup Kwartet Jaya. Berbekal dari pengalaman itu, tahun 1993 Manthous mendirikan
sendiri Grup Musik Campursari ” MajuLancar ” Gunung Kidul.
2. Didi
Kempot

Didi Kempot demikian panggilan akrabnya
dari nama asli Didi Prasetyo, yang lahir di Solo 31 Desember 1966 lulusan SMA.
Anak dari Ranto Eddy Gudel pelawak terkenal dari Solo adalah seorang pengamen.
Dari sinilah Didiyang juga sebagai saudara dengan Mamiek Podang. Langgam jawa
dan campursari Didi tidak hanya terkenal didalam negerinya sendiri melainkan
juga sampai di Belanda dan Suriname. Dikalangan masayarakat jawa dijuluki
sebagai superstar, bahkan sewaktu Presiden Suriname ke Jakarta ia mendapat
gelar sebagai Penyanyi Jawa Teladan. Album pertama Didi pertama muncul pada
tahun 1999, di dalamnya terdapat lagu Cidro dan Stasiun Balapan. Pada awalnya album Didi ini tidak mendapat
respon dari beberapa pihak pedagang kaset karena mengusung aliran campursari
yang berbeda dengan artis campursari yang terkenal sebelumnya, yakni Manthous.
Dengan kata lain, albumnya yang mampu beredar hanya sedikit, namun hal ini
malah membawa peruntungan baik karena album yang sedikit ini digemari oleh
pasaran. Setelah itu, ia memutuskan untuk memantapkan diri menggeluti aliran
musik ini dan belakangan, Didi menjadi
salah satu icondari music campursari.
3.
![]() |
Ki Nartosapdo
Ki Nartosabdo (lahir di Klaten, 25
Agustus 1925 – meninggal di Semarang, 7 Oktober 1985 pada umur 60 tahun) adalah
seorang seniman musik dan dalang wayang
kulit legendaries dari Jawa Tengah, Indonesia. Salah satu dalang ternama saat ini, yaitu Ki Manteb
Soedharsono mengakui bahwa Ki Nartosabdo
adalah dalang wayang kulit terbaik yang pernah dimiliki Indonesia dan belum tergantikan sampai saat
ini. Asal-usul Nama asli Ki Nartosabdo adalah Soenarto. Merupakan putra
seorang perajin sarung keris bernama Partinoyo. Kehidupan masa kecilnya yang
serba kekurangan membuat Soenarto putus
sekolah dalam pendidikan formalnya, yaitu Standaard School Muhammadiyah atau SD
5 tahun.
Pada tahun 1945 Soenarto berkenalan
dengan pendiri grup Wayang Orang Ngesti Pandowo, yaitu Ki Sastrosabdo. Sejak
itu ia mulai mengenal dunia pedalangan di mana Ki Sastrosabdo sebagai gurunya.
Bahkan karena jasa-jasanya membuat banyak kreasi baru bagi grup tersebut,
Soenarto memperoleh gelar tambahan "Sabdo" di belakang nama aslinya.
Gelar itu diterimanya pada tahun1948, sehingga sejak saat itu namanya berubah
menjadi Nartosabdo. Ki Nartosabdo dapat dikatakan sebagai pembaharu dunia
pedalangan di tahun 80-an.Gebrakannya dalam memasukkan gending-gending
ciptaannya membuat banyak dalang senior yang memojokkannya. Bahkan ada RRI di
salah satu kota memboikot hasil karyanya. Meskipun demikian dukungan juga
mengalir antara lain dari dalang-dalang muda yang menginginkan pembaharuan
dimana seni wayang hendaknya lebih luwes
dan tidak kaku. Selain sebagai dalang ternama, Ki Narto Jg dikenal
sebagai pencipta lagu-lagu Jawa yang sangat produktif. Melalui grup
karawitan bernama "Condong Raos" yang ia dirikan. Lahir sekitar 319 buah judul lagu (lelakon) atau gending.
4. 
Andjar Any

Andjar Any
Andjar Mudjiono atau Andjar Any (lahir di Ponorogo ,
3 Maret 1936– Meninggal di Surakarta , 13 November 2008 pada umur 72 tahun)
adalah pencipta lagu langgam Jawa, sastrawan (terutama sastra Jawa modern),
wartawan,dan kritikus seniasal Surakarta. Di antara sekitar 1000-an lagu
karangannya, yang popular dan tetap disukai hingga sekarang adalah
Jangkrik Gènggong , Yèn ing Tawang Ana
Lintang, Nyidam Sari, serta Taman Jurug.
Pada tahun 1950-an langgam Jawa mulai disukai orang. Penyanyi yang dikenal saat itu adalah Waldjinah , yang
menyanyikan sejumlahlagu karanganAnjar Any, juga Ki Narto Sabdo dan Gesang .
Pada masa kebangkitan campursari dan congdut, lagu-lagunya kembali dikenal
orang. Selain dikenal sebagai penulis lagu, Andjar Any banyak menulis cerpen
(bahasa Jawa: cerkak, singkatan dari crita cekak) serta puisi bebas berbahasa
Jawa ( geguritan ). Cakupan minat seninya juga merambah ke aspek seni
pertunjukan . Ia pernah memimpin suatu organisasi Pembina reog . Selain itu, ia
mendirikan pula grup campursari "Sangga Buana". Sebagai wartawan ia pernah mengasuh koran
lokal Pos Kita. Sejumlah tulisan lainnya
merupakan kronik sejarah. Andjar Any menikah dengan Piyatni ("Niek ") dan pasangan ini
dikaruniai lima anak. Pada bulan Maret 2008 ia masih sempat merayakan
perkawinan emasnya (50 tahun). Ia wafat
setelah sakit strok beberapa waktu. Jenazahnya dimakamkan di Astana Bibisluhur,
Surakarta.
5. 
Sonny Josz

Sonny Josz
Sonny Josz , penyanyi campursari yang
memiliki cirri khas suara lembut dan terkesan sedih. Berbeda dengan pecampursari lainnya. sonny josz sangat professional dalam bermusik
dan olah vokalterbukti dengan lagu-lagunya
yang laris dipasaran hingga saat
ini.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar